(0362) 92380
gerokgak@bulelengkab.go.id
Kecamatan Gerokgak

Sapta Petala

Admin gerokgak | 04 Februari 2019 | 562 kali

Sapta Petala adalah 7 lapisan alam bawah yaitu neraka (bhurloka) untuk tempat roh, atma atau jiwa – jiwa terperosok dalam lingkungan yang tidak mengalami kebahagiaan dan kedamaian. Seperti disebutkan dalam kutipan Tri Loka, 7 lapisan – lapisan alambawah ini disebutkan sebagai berikut : LapisanAtala, sang jiwaakanlahir di alam ini karena dalam hidupnya diabaikan secara fisik maupun melalui perkataan hinaan, fitnah, penipuan, manipulasi, ajaran spiritual palsu, hasutan, dll. yang menyebabkan seseorang mengalami kesengsaraan berkepanjangan. Sumber kesengsaraan di alam ini adalah pikiran dan memory akan rasa marah, tersinggung, rasa sakitfisik, rasa bersalah, dll. Sumber kebahagiaan utama di alam ini adalah pikiran dan memory akan kasih sayang dan kebaikan yang pernah dilakukan. LapisanWitala, sang jiwa akan lahir di alam ini karena dalam hidupnya menyebabkan sekelompok orang mengalami kesengsaraan berkepanjangan. Misalnya saja (hanyacontoh) melakukan penipuan besar kepada sekelompok orang, mengeksploitasi tenaga kerja, dll, Dan sumber kesengsaraan di alam ini adalah pikiran dan memory akan berbagai keinginan-keinginan pikiran yang tidak terpenuhi seperti karir, pendidikan, rasa sayang dari anak-anak, dll. LapisanSutala, sang jiwa akan lahir di alam ini karena dalam hidupnya diabaikan secara fisik maupun melalui perkataan yang menyebabkan banyak orang mengalami kesengsaraan berkepanjangan. Misalnya saja (hanya contoh), meracuni makananan atau obat-obatan, formalin, methanol, zat berbahaya, obat dengan dosis tidak sehat dll. LapisanTalatala, kita mulai memasuki lapisan alam negatif (pertama) yang merupakan habitat bagi jiwa-jiwa yang sedikit punya rasa kasih sayang dan dominan punya bathin gelap seperti : kemarahan, dendam, irihati, dan kebencian. Sang jiwa akan lahir di alam ini karena dalam hidupnya dia melakukan, menghasut, mengatur, memanipulasi atau mengorganisir kebencian pada orang lain (melaluiorasi, ideologi, ajaran spiritual, dll) yang berujung pada terjadinya aksi kekerasan fisik fatal kepada sekelompok orang. Sang jiwa di alam ini mulai merasakan kesengsaraan mental yang mendalam, akibat proyeksi mental-energi yang tidak terhingga di alam ini. LapisanMahatala, sang jiwa akan lahir di alam ini karena dalam hidupnya dia melakukan, menghasut, mengatur, memanipulasi, atau mengorganisir kebencian pada orang lain. LapisanRasatala, sang jiwa akan lahir di alam ini karena dalam hidupnya dia mendatangkan terjadinya aksi kekerasan fisik fatal kepada banyak orang di suatu wilayah besar dari suatu negara atau bangsa.  LapisanPatala, sang jiwa akan lahir di alam ini karena dalam hidupnya dia melakukan, menghasut, mengatur, memanipulasi, atau mengorganisir kebencian pada orang lain. Tidak ada kegelapan yang bisa dihilangkan dengan kegelapan baik rasa takut, sedih, marah, benci, penuhkeinginan, dll, kegelapan hanya bisa hilang dengan cahaya terang. Sehingga satu-satunya hal yang bisa menyelamatkan dan mengeluarkan kita dari alam ini adalah, pikiran yang bersih, tenang-seimbang, bebas dari sad ripu serta penuh welas asih dan kebaikan tidak terbatas kepada semua. Melakukan meditasi atau japa mantra tertentu juga cukup membantu. Sehingga ketika ada mahluk-mahluk suci dari alam-alam luhur atau dari dunia material yang memiliki welas asih-nya kemudian datang ke sini untuk menunjukkan jalan menuju cahaya (menyelamatkan kita), kita bisa secepatnya keluar dari sini. Tapi tanpa bathin kita sendiri bersih serta penuh wela sasih dan perilaku kebaikan (subha karma), mereka juga tidak akan bisa mengeluarkan kita dari sini.  Sebagaimana disebutkan pula bahwa untuk keharmonisan alam neraka atau saptapetala ini agar seluruh mahluk yang berada di alam ini tidak mengganggu kehidupan bhuwana agung dan manusia itu sendiri sehingga diperlukan sarana kelengkapan pada saat melakukan yadnya sebagai berikut :

  • Penggunaan daksina dengan kelapa didalamnya pada sebuah upacara yadnya sebagai simbol dari alam sapta petala ini.
  • Pada upacara ngenteg linggih, sebagaimana disebutkan pada Puncak Karya Ngenteg Linggih dan Nubung Daging, diperlukan tetandingan banten yaitu : Pebangkit / bebangkit selem, catur miwah sorohan nyane guling bawi, sate jerim penatungguh, pangkonan 4, maulam bawi 4 karang, jauman aporo dan mejaje lebeng andus / mekuskus, rayunan matah lebeng, salaran bebek selem, ayam selem (hidup), jinah kompolan, beras, ketan, injin, tegen tegenan genep, pecanangan, galahan sarwa 4, mejinah 4000 keteng, Pecanangan sok poleng genep isin pecanangan, rantasan seperadeg, guling bawi terus gunung lebeng asibak (sane asibak kantun mebulu rauh ketendas), mekamben selem, mebunga, megelang, mebungkung (antukemas)nyeletarit sudamala, basang miwah getih bawine matah mawadah payuk anyar metutup tetingkeba soroh mewastra selem, bagia pula kerti.

(sumber www.mediahindu.com)