(0362) 92380
gerokgak@bulelengkab.go.id
Kecamatan Gerokgak

Bentuk Dukungan untuk Kesehatan Mental Remaja

Admin gerokgak | 02 April 2023 | 248 kali

Ungkapan kasih sayang dan dukungan dari orang tua kepada anak remajanya sangat penting, lepas dari keadaan hubungan keduanya saat itu, harmonis ataupun menantang. Remaja perlu tahu, orang tuanya akan selalu membantu mereka melalui waktu-waktu yang sulit dan mendampingi setiap saat.

Berikut adalah empat hal yang dapat dilakukan orang tua saat berkomunikasi dengan anak remaja untuk mengetahui keadaannya sekaligus menunjukkan kehadiran orang tua untuk anak.

1. Dorong remaja agar mau mengungkapkan perasaannya

  • Cari cara untuk menjalin percakapan dengan anak. Tanyakan tentang hari dan kegiatan mereka. Orang tua dapat melakukannya sambil meminta anak ikut mengerjakan sesuatu, misalnya menyiapkan makan malam. Kesempatan ini dapat menjadi momen bagi orang tua untuk bertanya lebih jauh tentang pengalaman anak pada hari itu.
  • Sampaikan bahwa orang tua selalu ada untuk anak, apa pun keadaannya, dan bahwa orang tua ingin mengetahui perasaan dan isi pikiran anak remajanya. Beberapa kata sederhana yang bernada positif dapat membantu remaja merasa nyaman untuk menceritakan perasaannya.
  • Orang tua perlu menerima dan memahami emosi yang mungkin sedang dialami si remaja, walaupun rasanya tidak nyaman. Saat anak bercerita, orang tua dapat merespons dengan, “Ayah/ibu paham”, “sepertinya sulit memang, ya” atau “bisa dimengerti”.
  • Orang tua mungkin cenderung lebih mudah melihat perilaku yang tidak disukai dari remaja. Namun, jangan lupa untuk juga mengapresiasi perilaku baik mereka, termasuk hal-hal sederhana seperti membereskan barang-barangnya sendiri.

2. Luangkan waktu untuk hadir bagi anak remaja

  • Coba buat rutinitas baru dan target-target harian yang mudah dicapai. Misalnya, selain tugas mengerjakan PR, anak remaja juga dapat diminta melakukan tugas-tugas di rumah. Atau, tetapkan target PR harus selesai sebelum makan malam.
  • Masa remaja adalah masa untuk mandiri. Berikan anak remaja waktu dan ruang yang wajar untuk menjadi dirinya. Kebutuhan memiliki ruang pribadi adalah hal yang normal dalam proses tumbuh dewasa.
  • Cari cara untuk membantu dan dorong anak untuk mengambil jeda (baik dari tugas sekolah, tugas di rumah, ataupun kegiatan lain) agar ia dapat melakukan hobinya. Jika anak merasa frustrasi, bantulah dengan menjadi teman diskusi untuk mencari solusi. Cobalah untuk tidak mengambil alih masalah dan mendikte keputusan anak.

3. Menyelesaikan konflik dengan duduk bersama

  • Dengarkan pandangan anak remaja dan cobalah untuk menyelesaikan konflik dengan tenang. Ingat: semua orang bisa merasa stres!
  • Jangan pernah membahas masalah dalam keadaan marah. Menjauh dulu, tarik napas, dan tenangkan diri. Diskusi dapat dilakukan setelahnya.
  • Hindari perebutan kendali. Saat ini, dunia terasa tidak menentu dan peluang masa depan tampak sempit, sehingga anak remaja bisa jadi merasa kesulitan mempertahankan kendali atas hidupnya. Meskipun sulit, orang tua harus mencoba berempati dengan keinginan anak untuk memiliki kendali di tengah masa yang menakutkan alih-alih melawan atau mencoba menguasai.
  • Bersikaplah jujur dan terbuka kepada anak remaja: orang tua boleh bercerita bahwa mereka pun mengalami stres. Contohkan cara mengatasi perasaan sulit yang dialami agar anak tahu, perasaan yang mereka punya adalah sesuatu yang wajar.
  • Saat terjadi konflik, ambil waktu untuk merenungkan cara menyelesaikan konflik antara orang tua dan remaja. Orang tua dapat mendiskusikan hasil pemikirannya dengan anak remajanya, agar anak melihat cara berpikir orang tuanya.

4. Jangan lupakan kesehatan dan kebahagiaan diri sendiri

  • Orang tua menghadapi tanggung jawab yang besar. Orang tua pun perlu perhatian dan dukungan untuk dirinya. Tunjukkan cara orang tua merawat diri, sehingga dapat menjadi contoh bagi anak remaja.
  • Sebagai orang tua, tak perlu menunggu ditawarkan bantuan jika sedang merasa kewalahan. Perasaan ini pun normal dan wajar. Bicarakanlah dengan anggota keluarga atau orang lain yang dipercaya.
  • Sediakan waktu untuk berteman. Carilah orang yang dapat menjadi tempat bersandar dan bercerita. Luangkan waktu untuk menyapa mereka setiap hari agar kondisi sebagai orang tua dapat terpantau.
  • Setiap hari, coba carilah waktu untuk melakukan kegiatan yang berguna dalam menghadapi dan mengelola stres. Pada hari yang sibuk ataupun tidak, meluangkan waktu untuk diri sendiri sangat penting bagi kesehatan mental orang tua. Melakukan hobi atau sekadar mengambil jeda sejenak dapat membantu orang tua merasa lebih tenang dan kembali berenergi.
  • Coba strategi-strategi positif untuk menghadapi stres yang paling cocok untuk orang tua. Misalnya: berolahraga, mengobrol dengan teman, membuat daftar kegiatan atau rencana, menjalankan rutinitas dan struktur, merenungi hal-hal yang dapat disyukuri atau dibanggakan, dan menekuni hobi seperti bermain musik, melukis, menari, atau menulis jurnal.


Referensi : https://www.unicef.org/indonesia