Pekan ASI mengingatkan kepada kita bahwa menyusui bukan hanya tentang pemenuhan nutrisi untuk bayi. Dari aktivitas memberikan ASI ada efek psikologis dan ikatan emosional yang terbentuk antara ibu dan bayi.
Bagi bayi, kontak fisiknya dengan sang ibu saat menyusu akan membuatnya merasa hangat, nyaman dan aman. Sementara bagi ibu, kontak mata yang dilakukan dengan bayinya akan menimbulkan rasa bahagia yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.
Namun menyusui tidak semudah yang tampak. Khususnya bagi ibu yang memiliki anak untuk kali pertama. Begitu banyak kekhawatiran yang muncul, seperti apakah cara menyusuinya sudah benar, apakah ASI-nya akan cukup untuk membuat bayinya kenyang, khawatir putingnya yang luka menimbulkan masalah pada bayi dan lain sebagainya.
Tak jarang pula rasa khawatir itu berubah menjadi kecemasan, bahkan stres. Kegiatan menyusui yang harusnya menyenangkan pun menjadi menyakitkan. Bagi sebagian ibu malah memicu timbulnya baby blues syndrome.
Kesiapan mental sangat penting untuk menghindarkan dari berbagai rasa khawatir dan stres. Menyadari bahwa setiap ibu memiliki perbedaan juga tak kalah penting. Berbeda dalam produksi ASI adalah wajar dan tak perlu dicemaskan.
Dengan adanya kesadaran tersebut serta mampu mengusir rasa khawatir, produksi ASI justru akan meningkat. Kebutuhan nutrisi terbaik untuk bayi dan kelekatan antara ibu dan bayi pun akan terpenuhi.
Menggalakkan pemberian ASI eksklusif tidak hanya tentang kampanye untuk mengajak memberikan ASI. Tetapi juga tentang perlindungan terhadap ibu menyusui. Salah satunya yang sedang marak dikampanyekan di dunia internasional adalah pelarangan penanyangan iklan produk makanan dan minuman untuk anak usia di bawah 3 tahun.
World Health Assembly 2016 yang diadakan WHO merekomendasikan kepada semua negara untuk memiliki aturan pemasaran produk pengganti ASI dari usia 0-36 bulan atau 3 tahun. Supaya tidak mengganggu proses menyusui, iklan-iklan produk untuk bayi usia di bawah 3 tahun ditiadakan.
Hak menyusu dan menyusui adalah milik anak dan ibu. Ketika hak-hak tersebut tidak terpenuhi maka yang bertanggung jawab adalah orang-orang yang ada di sekitarnya. Mulai dari keluarga, masyarakat, hingga pemerintah.
Keuntungan Memberikan ASI
Mari kita sama-sama mendukung pemenuhan hak menyusu dan menyusui. (Indah Kristiana-Ibu rumah tangga tinggal di Depok)