Sejarah Desa Gerokgak berawal di tahun 1815, bermula dari datangnya Sekeha Dualikur di bawah pimpinan Jero Balian Diwang, hendak melakukan perabasan hutan negara dan memohon kepada Pemerintah untuk dapat dipergunakan sebagai area pemukiman, lahan persawahan dan tegalan.Sesuai dengan namanya, anggota Sekeha Dualikur berjumlah 22 (dua puluh dua) orang (Dualikur bahasa bali, artinya : dua puluh dua). Adapun nama dan alamat asal anggota Sekeha Dualikur, adalah sebagai berikut : 1). Jero Balian Diwang dari desa Kalopaksa, 2). Nengah Jagrig dari desa Kalopaksa, 3). Pan Gembeng dari desa Kalopaksa, 4). Pan Sentak dari desa Kalopaksa, 5). Pan Sukarna dari desa Kalopaksa, 6). Gusti Gede Pontogan dari desa Banjar, 7). Gusti Nyoman Sinang dari desa Banjar, 8). Gusti Ketut Abeg dari desa Banjar, 9). Gusti Ketut Bungkulan dari desa Banjar, 10). Jero Mangku Lunga dari desa Pengastulan, 11). Pan Danis dari desa Yehanakan, 12). Pan Kompiang dari desa Yehanakan, 13). Nyoman Gatepan dari desa Yehanakan, 14). Pan Pasek Madi dari desa Yehanakan, 15). Nengah Doglong dari desa Yehanakan, 16). Nyoman Loyang dari desa Yehanakan, 17). Pan Gembru dari desa Karanganyar, 18). Pan Merta dari desa Karanganyar, 19). Pan Sudanta dari desa Karanganyar, 20). Pan Subania dari desa Karanganyar, 21). Pan Kara dari desa Karanganyar, dan 22). Ketut Badung dari desa Karanganyar.Setelah mendapatkan restu dari Pemerintah, Sekeha Dualikur mulai melakukan perabasan hutan. Pembagian hak atas tanah/lahan perabasan, disesuaikan dengan luas rabasan dari masing-masing anggota Sekeha, sehingga masing-masing memperoleh luas tanah/lahan yang berbeda-beda. Selanjutnya, di atas tanah/lahan tersebut, masing-masing anggota Sekeha membangun pondok (rumah sederhana), serta membuat lahan persawahan dan tegalan.
Dalam pengelolaan lahan pertanian, khususnya masalah pengairan, Sekeha Dualikur sangat bergantung pada sumber air dari tukad(sungai) yang ada di sisi timur tanah/lahan. Untuk menjaga agar sistem pengairan dapat berjalan dengan baik, maka Jero Balian Diwang memutuskan untuk membentuk Subak, guna mengatur sistem pengairan di antara anggota Sekeha Dualikur. Atas keputusan tersebut, maka dibentuklah subak dengan nama Subak Tegak Mertasari, dan yang ditunjuk sebagai Kelian Subak adalah Pan Danis yang berasal dari desa Yehanakan.Kendati permukaan tukad tersebut cukup kecil, namun Sekeha Dualikur benar-benar sangat mengandalkan tukad tersebut untuk mengairi sawahnya. Dalam perjalanan waktu, setiap ada banjir atau saat debit air cukup besar, tanah/lahan di sisi kanan dan kiri tukadterus terkikis atau tergerus, sehingga membuat permukaan tukad terus melebar. Kondisi terkikis atau tergerusnya permukaan tukadtersebut, orang Bali menyebutnya Ngerokrak. Kemudian dari kata Ngerokrak ini, lama kelamaan mengalami perubahan intonasi menjadi Gerokgak, sehingga sampai sekarang tukad tersebut bernama Tukad Gerokgak.Menurut cerita para pemuka desa, munculnya nama desa Gerokgak juga terinspirasi dari nama tukad tersebut, sehingga setelah terbentuk desa, maka desanya pun diberi nama Desa Gerokgak. Pada awalnya, desa Gerokgak terbagi menjadi tiga dusun (sekarang banjar dinas), yaitu dusun Gerokgak, dusun Palbesi, dan dusun Batuagung. Sejalan dengan perkembangan desa, saat ini terdapat pengembangan banjar dinas sebanyak tiga banjar dinas, yaitu banjar dinas Pucaksari pengembangan dari banjar dinas Gerokgak, banjar dinas Tamansari pengembangan dari banjar dinas Palbesi, dan banjar dinas Batuagung Pidada pengembangan dari banjar dinas Batuagung. Sehingga, saat ini Desa Gerokgak terdiri dari enam banjar dinas.Nama-nama Perbekel yang pernah dan sedang menjabat di Desa Gerokgak, adalah sebagai berikut :
Pertama : s.d. tahun 1967 : Pan Latri
Kedua : tahun 1967-1975 : I Nyoman Geloh
Ketiga : tahun 1975-1978 : I Nyoman Dana
Keempat : tahun 1978-1982 : Ketut Merta
Kelima : tahun 1982-1984 (Pjs) : I Putu Mas
Keenam : tahun 1984-1992 : I Nyoman Gede
Ketujuh : tahun 1992-1994 (Pjs) : Ida Putu Nila
Kedelapan : tahun 1994-2002 : I Putu Merta Suriana
Kesembilan : tahun 2002-2007 : Putu Wibawa Putrawan
Kesepuluh : tahun 2007-2013 : Putu Wibawa Putrawan
Kesebelas : tahun 2013 (Pjs) : Putu Parwiyasa
Keduabelas : tahun 2013-sekarang : Putu Mangku
(bersumber dari web site gerokgak-buleleng.desa.id)