Karena tidak adanya bukti-bukti purbakala tentang sejarah berdirinya Desa Penyabangan baik itu berupa prasasti-prasasti maupun bangunan-bangunan tua/kuno yang dapat dijadikan titik tolak petunjuk awal berdirinya Desa Penyabangan, maka penulisan Sejarah Desa Penyabangan dalam Profil Desa ini disajikan dengan sangat sederhana jauh dari kesempurnaan, dan sedikit-pun tidak mencerminkan sebuah epos sejarah. Berdasarkan pada sumber informasi lisan/tutur tinular atau saur dari sesepuh, sejarah nama Desa Penyabangan dapat diuraikan seperti apa adanya.
Kata PENYABANGAN berasal dari kata PENYAWANGAN dimana kata itu terucap dari akibat kegagalan/batalnya para pendahulu atau sesepuh Desa Penyabangan mengadakan permohonan/mapiuning ke Pura Agung Pulaki. Kegagalan tersebut diakibatkan oleh situasi dan kondisi pada waktu itu dimana Desa Penyabangan masih merupakan hutan belantara, rawa-rawa serta banyak binatang buas dan melata. Karena kegagalan tersebut para sesepuh bermusyawarah dan diputuskanlah untuk membuat PENGAYATAN/PENYAWANGAN atau TEMPAT PEMUJAAN pada tempat tersebut. Selanjutnya dari tahun ke tahun seiring dengan peralihan sang waktu ditempat Pengayatan/Penyawangan tersebut semakin ramai penduduk dari berbagai etnis Jawa, Madura, Sulawesi dan Lombok, karena dialog dan dialegtika masyarakat yang beragam, maka PENYAWANGAN berubah menjadi dialeg menjadi PENYABANGAN sampai dengan sekarang. Desa Penyabangan adalah merupakan salah-satu dari 14 (empat belas) desa di wilayah Pemerintah Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng, dimana Desa Penyabangan terletak dan berada di dataran rendah berketinggian + 500 M di atas permukaan air laut, luas wilayah Desa Penyabangan dari Batas Utara-Selatan + 3 KM sedangkan panjang wilayah Desa Penyabangan dari Batas Timur-Barat + 5 KM. Jarak tempuh dari Desa Penyabangan ke Pemerintah Kecamatan Gerokgak 7 KM, ke Pemerintah Kabupaten Buleleng 50 KM dan ke Pemerintah Propinsi Bali 125 KM.