Berita hoax yang selama ini beredar begitu masif sehingga Pemerintah Kabupaten Buleleng berusaha mengurai dan mengcounter berita hoax tersebut, melalui tim CIRT Kabupaten Buleleng berhasil menghimpun dan mengcounter beberapa berita hoax pada tanggal, 6 Mei 2021 terdiri dari :
Hoax
Donasi Atas Nama Bupati Kudus
Penjelasan :
Beredar di aplikasi WhatsApp sebuah pesan singkat yang mengatasnamakan Bupati Kudus terkait adanya donasi uang untuk dibagikan ke berbagai pondok pesantren dan yayasan.
Faktanya, melalui akun Twitter resmi Pemerintah Kabupaten Kudus (@Pemkab_Kudus) membantah bahwa nomor yang tertera di pesan singkat WhatsApp adalah nomor pribadi Bupati Kudus. Dalam keterangan postingan tersebut, Pemerintah Kabupaten Kudus meminta untuk mengabaikan dan tetap waspada akan modus kejahatan.
Hoax
Pemerintah Larang Mudik pada 6-17 Mei 2021 Guna Membiarkan Masuknya 12 Juta Warga Tiongkok
Penjelasan :
Beredar sebuah pesan berantai pada aplikasi WhatsApp, pesan tersebut mengklaim bahwa Pemerintah Indonesia sengaja menerapkan kebijakan pelarangan mudik lebaran pada 6-17 Mei 2021 guna membiarkan ribuan warga Tiongkok China masuk dan menetap di Indonesia. Pada pesannya dituliskan pula seruan menggerakkan seluruh rakyat dan TNI di daerah masing-masing untuk mengawasi bandara dan pelabuhan seluruh Indonesia karena akan ada 12 Juta warga China yang akan masuk ke Indonesia dengan dalih wisata. Terdapat juga pernyataan pada akhir pesan tersebut dengan menyatakan "SELURUH RAKYAT HARUS BERANI LAKUKAN PROTES !!! DEMONTRASI BESAR BESARAN..!!!".
Faktanya, informasi tersebut adalah tidak benar dan tidak memiliki sumber kredibel. Kebijakan larangan mudik lebaran pada Mei 2021 ini dilakukan berdasarkan Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan Covid-19 No. 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik pada Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah selama 6-17 Mei 2021. Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa semua pihak harus tetap mencegah penyebaran Covid-19 untuk tidak lebih meluas lagi. Dilansir dari Cek Fakta Medcom.id, diketahui bahwa klaim 12 juta warga Tiongkok masuk ke Indonesia di tengah larangan mudik adalah salah. Faktanya, tidak ada informasi valid terkait itu.
Disinformasi
Penemuan Mayat Korban Kapal Selam KRI Nanggala 402 di Pulau Gili Lombok
Penjelasan :
Telah beredar di media sosial Facebook sebuah foto yang diklaim sebagai penemuan mayat di pulau Gili Lombok dan diduga sebagai korban dari tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402.
Faktanya, klaim yang mengatakan bahwa penemuan mayat di pulau Gili Lombok yang diduga korban dari tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 adalah keliru. Foto penemuan mayat tersebut bukanlah di Pulau Gili Lombok, melainkan di Pulau Mandangin Sampang Madura pada tanggal 27 April 2021. Iptu Tomo, Kapolsek Sampang, menjelaskan mayat tersebut telah berada di RSUD Sampang, Madura pada tanggal 29 April 2021. Ia menambahkan bagi pihak keluarga yang mengenali ciri-ciri korban bisa mendatangi RSUD dr. Mohammad Zyn, Sampang, Madura.
Disinformasi
Data Tingkat Kematian Orang Divaksin Lebih Tinggi dari yang Tidak Divaksin
Penjelasan :
Sebuah unggahan membagikan hasil tangkapan layar yang mengklaim bahwa tingkat kematian orang yang divaksinasi Covid-19 lebih tinggi dibanding dengan populasi orang yang tidak divaksinasi.
Faktanya, klaim tersebut adalah keliru. Dilansir dari Kumparan.com yang mengutip dari usatoday.com, menurut epidemiolog dan profesor klinis di Colorado, Lisa Miller, angka tersebut tidak dapat dibuktikan atau pun dikon?rmasi. Menurutnya, untuk menghitung angka kematian yang akurat, jumlah kasus positif Covid-19 di antara individu yang divaksinasi harus diketahui. "Tetapi angka itu belum kita punya," kata Lisa Miller. Ia memastikan, jumlah infeksi akibat vaksin juga cukup kecil dibandingkan dengan lebih dari 100 juta orang dewasa AS yang telah divaksinasi penuh pada 30 April 2021. Sehingga laporan terjadinya kematian lebih tinggi dari kelompok yang sudah divaksin dari yang tidak divaksin adalah klaim yang menyesatkan.
Disinformasi
Video Rakyat India Marah karena Bosan dengan Protokol Kesehatan Covid-19
Penjelasan :
Beredar unggahan di media sosial Facebook, sebuah video yang mengklaim rakyat India marah karena sudah muak dengan protokol kesehatan Covid-19. Dalam video itu, terlihat beberapa orang menyerang kendaraan roda empat jenis jip berwarna putih. Kemudian seorang yang berada di dalam kendaraan tersebut melarikan diri dan dikejar oleh sejumlah orang.
Setelah dilakukan penelusuran, video yang mengklaim rakyat India marah karena sudah muak dengan protokol kesehatan Covid-19 adalah tidak benar. Faktanya, video itu sebenarnya merupakan aksi protes warga atas kematian seorang pemuda di distrik Bhadrak yang bernama Bapi Mahalik akibat pengejaran Polisi dengan beberapa alasan yang dirahasiakan. Saat polisi mengejarnya, Bapi ketakutan dan jatuh ke kolam terdekat dan meninggal karena tenggelam.
Disinformasi
Video Jalan Tikus Dipenuhi Pemotor
Penjelasan :
Beredar sebuah video yang merekam sejumlah pengendara sepeda motor antre mengular hingga memadati jalanan perbukitan. Video itu dikaitkan dengan adanya larangan mudik lebaran. Dalam video tersebut disertai narasi bertuliskan "JLN TIKUS MACET".
Setelah ditelusuri, sejumlah pengendara sepeda motor yang antre mengular di jalanan perbukitan pada rekaman video tersebut tidak ada kaitannya dengan larangan mudik lebaran 2021. Video tersebut merupakan video rekaman lama yang diunggah pertama kali oleh pemilik akun TikTok (@arexarikristyanto9) pada 15 Maret 2021. Pemilik akun tersebut menjelaskan, bahwa video tersebut bukan video mudik melainkan acara bakti sosial yang tidak ada kaitannya dengan mudik Idul Fitri 2021.