(0362) 92380
gerokgak@bulelengkab.go.id
Kecamatan Gerokgak

Kumpulan Berita HOAX 9 September 2020

Admin gerokgak | 10 September 2020 | 533 kali

Rabu, 9 September 2020 CIRT Kabupaten Buleleng membagikan DISINFORMASI yang beredar di media sosial yang bersumber dari Laporan Isu Hoaks Harian Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, ada beberapa berita disinformasi yang dapat kami himpun sebagai berikut:

1. HOAKS
Video Tes Menahan Napas untuk Membantu Analisa Covid-19
Penjelasan :
Beredar di media sosial Facebook sebuah video yang memperlihatkan uji coba apakah Virus Corona ada atau tidak di tubuh seseorang melalui tes menahan napas. Video ini ramai dibagikan pada pengguna Facebook di India dan Afrika. Video tersebut berdurasi 45 detik. Disertai dengan narasi "Uji paru-paru anda ... Covid19 Jika anda bisa menahan napas sejak awal pergerakan titik merah dari A ke B, maka anda tahan terhadap penyakit .... Tes Corona sederhana.
Faktanya, klaim video yang bisa menganalisa adanya Covid-19 di tubuh seseorang hanya dengan melalui tes menahan napas adalah tidak benar. Dilansir dari Cek 
FaktaLiputan6.com menelusuri dan menemukan artikel dari AFP Fact Check berjudul: "Experts dismiss claim that holding your breath helps test for COVID-19" yang tayang 7 September 2020. Dalam artikelnya, AFP Fact Check meminta penjelasan dari WHO. WHO menyebut cara dalam video tersebut bukan teknik untuk mengetahui ketahanan paru-paru kita pada Covid-19. "Sebetulnya video itu tidak berbahaya namun sama sekali tidak informatif. Apalagi jika diklaim bisa mengetahui fungsi paru-paru kita."

2. HOAKS
Tenaga Medis Terpapar Covid-19 di Puskesmas Baamang 1
Penjelasan :
Beredar pesan berantai di media sosial WhatsApp yang berisi informasi bahwa beberapa perawat dan dokter reaktif bahkan positif Covid-19 di Puskesmas Bamaang 1. Pesan berantai tersebut juga berisi imbauan kepada warga untuk tidak berobat di Puskesmas tersebut.
Kepala Puskesmas Baamang 1, Supriadi, menyatakan bahwa isu dan pesan berantai yang beredar di WhatsApp terkait adanya beberapa Perawat dan Dokter yang reaktif bahkan positif Covid-19 di instansi yang ia pimpin adalah tidak benar. Supriadi tidak ingin informasi tersebut malah membuat masyarakat takut bahkan yang sakit juga tidak berani datang ke Puskesmas. Hal itu bisa berakibat fatal nantinya terhadap
individu warga.

3. DISINFORMASI
Peta Kota Bandung Nyaris Zona Hitam
Penjelasan :
Telah beredar pesan berantai di WhatsApp terkait peta sebaran Covid-19 di Kota Bandung. Terlihat pada peta tersebut Kota Bandung digambarkan sebagai zona hitam.
Menanggapi hal tersebut, Sekda sekaligus Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan bahwa pemberitaan tersebut tidak benar. Menurutnya, saat ini pola zona hitam dan biru itu sudah tidak berlaku lagi. Ema menjelaskan bahwa sekarang zona Kota Bandung berdasarkan data yang ada, bahkan saat ini pusat juga yang menentukan Bandung berada di zona oranye. Selain itu, berdasarkan unggahan akun instagram Pikobar Jawa Barat yang memperlihatkan peta risiko Covid tanggal 8 September 2020, Kota Bandung masuk dalam zona oranye.

4. DISINFORMASI
Video Demo Covid-19 di Polandia yang Tuntut Pandemi Diakhiri
Penjelasan :
Beredar potongan video mengenai demo Covid-19 di Polandia yang menuntut pandemi diakhiri. Menurut postingan, video ini terjadi di Polandia dan telah beredar luas di media sosial Facebook. Menurut klaim yang menyertai video tersebut, warga Polandia menuntut pandemi diakhiri karena sudah menyadari bahwa Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona jenis baru, adalah penipuan. Dalam narasinya, aku ini menulis, "Ini di Polandia (Poland). Tuntutan agar diakhiri pandemi palsu. Orang Eropa sudah menyadari penipuan Covid-19."
Berdasarkan penelusuran, video mengenai demo Covid-19 di Polandia yang menuntut pandemi diakhiri itu adalah keliru. Faktanya, video tersebut bukanlah video demo Covid-19 di Polandia yang menuntut agar pandemi diakhiri. Unjuk rasa tersebut berlokasi di Belarusia dan demo itu digelar untuk menuntut mundur Presiden Belarusia Alexander Lukashenko karena dianggap mencurangi pemilu. Covid-19 sendiri bukan penyakit palsu atau bentuk penipuan.

5. HOAKS
Lebah Tidak Bisa Terbang
Penjelasan :
Telah beredar di media sosial Facebook klaim bahwa lebah sebenarnya tidak bisa terbang. Dalam akun itu menyebut lebah memanfaatkan teknik levitasi akuistik yang mana saat mereka mengepakkan sayap, mereka mulai beresonansi dengan energi didalam rongga berlubang di sebelah laring yang kemudian dapat membuat lebah terlihat terbang.
Faktanya, dilansir dari 
Liputan6.com, informasi yang menyebut lebah tidak bisa terbang dan memanfaatkan metode levitasi akuistik untuk terlihat melayang di udara adalah salah. Yang terjadi sebenarnya adalah gerakan sayap lebah menciptakan fenomena aerodinamis yang disebut pusaran tepi terdepan. Ini menciptakan perbedaan tekanan yang memungkinkan hewan untuk terbang.

6. DISINFORMASI
Foto Presiden Jokowi Masuk Peti Mati
Penjelasan :
Beredar di sosial media sebuah unggahan foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan baret merah di dalam peti.
Setelah ditelusuri, dikutip dari cek fakta 
Liputan6.com, foto tersebut merupakan hasil editan. Foto sebenarnya adalah seorang warga yang kedapatan keluar rumah tidak menggunakan masker dan dihukum masuk peti mati, di Kelurahan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Sedangkan foto muka Presiden Jokowi memakai baret merah diambil dari sebuah artikel berjudul "Jokowi sudah ajukan cuti ke Mendagri untuk kampanye" yang dimuat situs Merdeka.com, pada 7 Maret 2014.

7. HOAKS
Instagram Membatasi Hanya 10% Pengikut yang Bisa Melihat Postingan
Penjelasan :
Telah beredar informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa pihak Instagram membatasi jangkauan postingan foto atau video yang diunggah oleh pengguna. Disebutkan bahwa unggahan pengguna hanya dapat dilihat oleh 10 persen dari total pengikutnya.
Faktanya, informasi tersebut adalah tidak benar. Informasi tersebut adalah berita hoaks lama yang diangkat kembali pada tahun 2020. Sebelumnya pada tahun 2019, ditemukan informasi yang sama dengan menyebutkan bahwa 7 persen dari total pengikut saja yang dapat melihat unggahan pengguna Instagram. Dilansir dari artikel yang dimuat oleh 
Liputan6.com pada 9 Juni 2019, Instagram mengaku pihaknya tidak melakukan perubahan dari algoritma feed yang ada saat ini. Media sosial milik Facebook itu juga memastikan mereka tidak pernah menyembunyikan unggahan dari akun yang di-follow pengguna.

8. DISINFORMASI
Kontes Jin Terkait dengan Kebakaran Gedung di Kejaksaan Agung
Penjelasan :
Telah beredar di media sosial Facebook sebuah unggahan video yang di klaim sebagai “Kontes jin. Mengenai gedung jaksa agung yang kebakaran”.
Faktanya, klaim yang mengatakan bahwa kontes jin terkait dengan kebakaran gedung di Kejaksaan Agung tidak benar. Video yang diunggah tersebut telah mengalami pengeditan dari video asli yang merupakan sebuah iklan rokok Djarum 76 yang muncul sejak tahun 2012. sedangkan peristiwa bangunan yang terbakar terjadi pada tanggal 22 Agustus 2020. Kesimpulannya tidak ada kaitannya antara iklan tersebut dengan terjadinya kebakaran gedung di Kejaksaan Agung.

9. DISINFORMASI
Peneliti Australia Sebut Jokowi sebagai Presiden Tanpa Kemampuan
Penjelasan :
Telah beredar sebuah tangkapan layar berita di media sosial yang menyebutkan bahwa menurut peneliti Australia, Jokowi merupakan Presiden yang tidak punya kemampuan tapi memiliki daya rusak.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, faktanya klaim itu salah. Dikutip dari 
Liputan6.com, tangkapan layar berita tersebut telah dimanipulasi. Sebenarnya judul berita tersebut adalah "Peneliti Australia Sebut Jokowi Seperti Wali Kota di Istana Presiden".

10. HOAKS
Meningkatkan Peluang Hamil dengan Mengkonsumsi Buah Zuriat
Penjelasan :
Sebuah akun Facebook diketahui mengunggah foto buah Zuriat dengan narasi yang mengklaim bahwa mengkonsumsi buah Zuriat dapat meningkatkan peluang kehamilan.
Faktanya, informasi tersebut tidak benar dan tidak berdasarkan bukti ilmiah. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari RS Pondok Indah, dr. Yassin Yanuar, MIB, SpOG memberikan keterangan pada Cek Fakta 
Liputan6.com bahwa menurutnya tidak ada anjuran untuk konsumsi buah tertentu, termasuk buah Zuriat dan tidak ada bukti ilmiah yang menjadi dasar bahwa konsumsi buah Zuriat berhubungan dengan peningkatan peluang hamil pada seseorang. Hingga saat ini, kata dr Yassin, untuk mengatasi masalah kesuburan dianjurkan untuk mengonsumsi berbagai variasi bahan makanan dengan gizi seimbang dan tidak merujuk buah atau sayuran tertentu.

11. DISINFORMASI
Harimau Kurus Tidak Diberi Makan di Kebun Binatang Maharani Lamongan
Penjelasan :
Beredar postingan yang berisi informasi terdapat seekor harimau yang perutnya kurus di Kebun Binatang Maharani Lamongan. Hal tersebut diklaim karena tidak diberi makan.
Faktanya harimau Sumatera penghuni Kebun Binatang Maharani di Lamongan, Jawa Timur yang viral di media sosial karena kondisi kurus tak terawat dan berekor pendek ternyata lanjut usia. Usianya menginjak lima belas tahun dan masuk kategori lanjut usia sehingga terdapat perubahan bentuk tubuh. Kabid Balai Konservasi Sumberdaya Alam Wilayah II Gresik, Wiwied Widodo mengatakan kondisi harimau sumatera ini normal dan sehat berdasarkan catatan pengelola Kebun Binatang Maharani.

12. HOAKS
Kabar PDIP Bubar Kader Pindah PSI
Penjelasan :
Beredar postingan berisi kabar bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bubar. Berikut narasi postingan tersebut "PDIP bubar, kadernya akan pindah k PSI”.
Faktanya klaim bahwa PDI Perjuangan telah bubar adalah salah dan PDIP masih menjalankan fungsi kepartaian dengan mengirimkan sejumlah kader untuk mengikuti Pilkada Serentak 2020.

13.HOAKS
Surat Menteri PANRB Terkait Penerimaan Catar Poltekip dan Poltekim
Penjelasan :
Beredar sebuah surat di media sosial mengatasnamakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Surat dengan nomor SEK.KP.02.04-448 yang seolah-olah dikeluarkan dan ditandatangani oleh Menteri PANRB perihal Penerimaan Calon Taruna/Taruni (Catar) Sekolah Kedinasan Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) dan Politeknik Imigrasi (Poltekim) Kementerian Hukum dan HAM tahun 2020 Melalui Jalur Kebijakan.
Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik Kementerian PANRB Andi Rahadian, menegaskan bahwa surat tersebut palsu. Andi mengatakan bahwa Menteri PANRB tidak pernah mengeluarkan surat penetapan hasil seleksi Catar Poltekip dan Poltekim melalui Jalur kebijakan tersebut. Andi juga menjelaskan bahwa saat ini seleksi sekolah kedinasan Poltekip dan Poltekim telah selesai melakukan tahapan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan sedang dalam tahapan Seleksi Lanjutan. Setiap tahapan seleksi selalu diinformasikan melalui portal resmi.

14. DISINFORMASI
Foto Penampakan Badan Setelah Tersambar Petir
Penjelasan :
Beredar di media sosial sebuah foto badan seseorang dengan garis dan luka memar. Foto tersebut diklaim merupakan penampakan badan setelah tersambar petir.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto bagian punggung seseorang yang terdapat garis dan luka memar setelah tersambar petir adalah tidak benar. Faktanya, foto itu bukan tampilan orang yang masih hidup setelah tersambar petir. Adapun foto punggung seseorang yang terdapat garis dan luka memar itu adalah salah satu hasil Prosthetic Makeup atau FX Prosthesis untuk lukisan tubuh bagian belakang zombie.

15. HOAKS
Akun Palsu Haji Martinus Bakal Calon Walikota Banjarbaru
Penjelasan :
Beredar sebuah tangkapan layar dari akun Facebook mengatasnamakan Bakal Calon Walikota Banjarbaru, Haji Martinus. Dalam tangkapan layar yang beredar akun tersebut terlihat mengirimi pesan untuk menanyakan nomor pribadi atau nomor WhatsApp.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Banjarmasin, akun palsu ini rupanya terindikasi kuat berorientasi pada arah penipuan. Terkait adanya aktivitas pemalsuan akun tersebut, Haji Martinus merasa prihatin. Ia segera meminta bantuan tim teknik dan akun palsu tersebut akhirnya berhasil dihapus.