(0362) 92380
gerokgak@bulelengkab.go.id
Kecamatan Gerokgak

Berita Hoax

Admin gerokgak | 06 Juli 2021 | 612 kali

Berita Hoax di media sosial dewasa kini semakin membludak dan menjadi penyebab keresahan warga, namun bukan berarti Pemerintah berpaku tangan dan tetap melakukan investigasi terhadap isu hoax yang terus berhembus dan oleh sebab itu kami meneruskan Laporan Isu Hoaks Harian Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 2, 3 dan 4 Juli 2021 yang dirangkum oleh Tim CIRT Pemerintah Kabupaten Buleleng, sebagai berikut ;

1.    Tingkat Kematian Orang yang Telah Divaksin 6 Kali Lebih Besar ketika Terinfeksi Virus Covid-19 Varian Delta

Sebuah postingan berbahasa Inggris di media sosial Facebook mengklaim bahwa mereka yang telah menerima vaksin Covid-19 enam kali lebih mungkin meninggal karena terinfeksi oleh Covid-19 varian Delta daripada mereka yang tidak divaksin. Dilansir dari reuters.com, meskipun data dalam klaim tersebut diambil dari briefing Public Health England (PHE) yang diadakan pada bulan Juni, namun data tersebut diambil di luar konteks. PHE sendiri telah mengklarifikasi bahwa dua dosis vaksin telah menunjukkan perlindungan tingkat tinggi terhadap varian Delta. Merujuk pada gov.uk, PHE juga memaparkan laporan hasil analisis terbaru bahwa vaksin sangat efektif mencegah rawat inap dan memberikan perlindungan maksimal terhadap semua varian Covid-19 yang ada. Selanjutnya, Dr Muge Cevik, dosen klinis penyakit menular dan virologi medis di University of St Andrews mengatakan, vaksin Covid-19 mengurangi risiko infeksi simtomatik hingga 60-80%, dan jika terinfeksi, mereka mengurangi risiko penyakit parah dan rawat inap hingga 90-98 persen.

 

2.    Aplikasi Ukur Oksigen Dapat Ubah HP Jadi Oximeter

Beredar pesan berantai WhatsApp informasi yang mengklaim bahwa aplikasi 02 Meter dapat mengubah Handphone (HP) menjadi oximeter untuk mengukur kadar dan saturasi oksigen dalam darah. Dilansir dari idntimes.com, dr. Andreas Prasadja, RPSGT mengatakan bahwa pada dasarnya, HP tidak memiliki sensor kesehatan yang memadai, terutama oximeter. Oleh karena itu, aplikasi pun tidak dapat mengubah HP jadi oximeter. Ia juga mengingatkan bahwa peralatan dengan medical grade harusnya lebih dapat diandalkan daripada alat-alat yang beredar secara umum. Mengingat ancaman happy hypoxia pada khalayak ramai, dr. Andreas memperingatkan apabila mempercayai aplikasi seperti O2 Meter dapat berbahaya. Dokter Andreas meminta masyarakat berpikir kritis sebelum menggunakan aplikasi semacam itu, sebab alat atau aplikasi kesehatan seharusnya memiliki izin dari otoritas kesehatan sebelum beredar. Beliau pun menyarankan untuk membeli pulse oximeter fisik yang lebih terpercaya.

 

 

3.    Video Penangkapan Covid-19 yang Dimasukkan ke Botol

Beredar postingan di media sosial Facebook, sebuah video yang berasal dari aplikasi tiktok dan diklaim sebagai video sekumpulan orang yang sedang menangkap Covid-19 dan dimasukkan ke dalam botol. Dilansir dari cek fakta Liputan6.com, setelah dilakukan penelusuran dengan google image, ditemukan artikel serupa berjudul "This video has circulated online more than one year before COVID-19 was first detected" yang dimuat situs Factcheck.afp.com, pada 27 Maret 2020. Situs Factcheck.afp.com menyebutkan video tersebut dibuat dan disebarkan sejak 2018. Dalam artikel tersebut AFP berbicara kepada pemilik akun Instagram, Muhammad Rizky selaku pembuat, melalui Instagram Direct Message pada 24 Maret 2020. Dia mengatakan video itu diambil sekitar tahun 2018, di salah satu rumah sakit di kota Malang, sebelum wabah virus corona. Konteks video itu menghibur rekan yang kakinya cedera. Dia yang cedera itu kebetulan anggota tim nasional sepak bola Indonesia bernama Hanif Sjahbandi.

 

4.    Lowongan Pegawai di Puskesmas Jati, Kota Probolinggo

Beredar di media sosial Facebook sebuah tangkapan layar postingan Instagram berisi informasi lowongan kerja di Puskesmas Jati, Kota Probolinggo. Faktanya, dilansir dari Jatimnow.com, Plt Kepala Puskesmas Jati, Endah Ayu Lestari memastikan bahwa kabar yang berkembang di media sosial terkait lowongan kerja di Puskesmas Jati itu hoaks. Tim Kreatif Puskesmas Jati, Ratih Damayanti turut menjelaskan bahwa pihaknya mendapat laporan bahwa ada warga yang tertipu oleh chat WhatsApp atas nama Ika yang mengarahkan untuk mentransfer uang Rp 50 ribu untuk biaya vaksinasi. Ratih meminta kepada pihak pengunggah info tersebut di media sosial untuk dapat menghapusnya guna memutus menyebarnya info lowongan kerja yang tidak benar itu.

 

5.    Tentara Memukul dan Menyerang Sopir Truk

Beredar unggahan di media sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang pria menganiaya sopir truk kontainer di jalan hingga menimbulkan kemacetan dengan narasi sebagai berikut "OKNUM TENTARA KEPARAT. Tentara tidak tahu adat. Arogan sekali menyerang sopir truk, memukuli sopir tsb dijalan padat bahkan sampai memecahkan kaca depan truk. Memalukan TNI saja. Semoga segera ditangkap!!". Berdasarkan hasil  penelusuran, klaim bahwa pengemudi mobil Pajero pelaku pemukulan terhadap sopir truk kontainer di Jakarta Utara merupakan tentara adalah keliru. Dilansir dari Suara.com, Wakapolres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi mengatakan bahwa pengemudi yang berinisial O bukanlah anggota TNI atau Polri, melainkan seorang pelaut. Aksi tak terpuji itu sendiri terjadi di Jalan Yos Sudarso, Sunter, Jakarta Utara. Dia melarikan diri usai aksinya terekam kamera hingga videonya viral di media sosial.

 

6.    Akun WhatsApp Palsu Mengatasnamakan Kabid Humas Polda Jabar, Erdi Adrimulan Chaniago

Beredar sebuah akun WhatsApp yang mengatasnamakan Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol. Erdi A. Chaniago,S.I.K., M.Si., Akun WhatsApp dengan nomor 082252401737 tersebut melakukan komunikasi kepada beberapa orang dengan maksud meminta bantuan serta sumbangan, akun Whatsapp itu juga menggunakan foto profil yang identik dengan Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago. 

Faktanya, akun tersebut adalah akun palsu dan bukan merupakan akun WhatsApp yang dikelola pihak Kabid Humas Polda Jawa Barat. Pada media sosial milik Kabid Humas Polda Jabar diklarifikasi bahwa akun tersebut bukanlah dirinya, melainkan akun yang dibuat oleh orang tidak bertanggung jawab. Kombes Pol Erdi menghimbau agar masyarakat berhati-hati atas segala percobaan tindak penipuan di ruang digital, dan juga segera melaporkan kepada Kantor Kepolisian terdekat atau Babinkamtibmas bila masyarakat menerima pesan singkat atau telepon dengan modus meminta bantuan atau sumbangan oleh orang yang tidak bertanggung jawab agar dilakukan penyelidikan.

 

7.    Stadion Maguwoharjo dan Mandala Krida akan Dijadikan RS Darurat Covid-19

Beredar informasi melalui pesan berantai WhatsApp yang menyebutkan bahwa Stadion Maguwoharjo dan Mandala Krida Yogyakarta akan dijadikan rumah sakit darurat Covid-19. Pesan tersebut juga menjelaskan bahwa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati peringkat ke-3 nasional penularan beresiko virus Covid-19.

Faktanya, Humas Pemda DIY melalui laman Instagram resminya menegaskan bahwa informasi mengenai Stadion Maguwoharjo dan Mandala Krida Yogyakarta akan dijadikan rumah sakit darurat Covid-19 adalah tidak benar atau hoaks. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, Biwara Yuswantana pada Jumat, 2 Juli 2021. Biwara menyebut penambahan tempat perawatan darurat bagi pasien Covid-19 akan dilakukan di halaman RS Respati, Sleman, Yogyakarta. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa bahwa penentuan peringkat tidak berdasarkan tingkat penularan. Pemeringkatan level didasarkan pada laju penularan dan kapasitas respon sesuai kriteria WHO dengan nilai level 1-4.

 

 

8.    SMS Klaim Rewards Rp 50.000 Mengatasnamakan Bank Neo Commerce

Beredar informasi melalui pesan singkat (SMS) terkait bonus rewards sejumlah uang Rp 50.000 yang mengatasnamakan Bank Neo Commerce, klaim tersebut gratis hanya menyelesaikan misi saldo Neo 500 ribu selama 7 hari. 

Faktanya, melalui Instagram resmi Bank Neo Commerce menyatakan bahwa pesan tersebut hoaks. Pihaknya mengimbau agar hati-hati atas segala bentuk penipuan yang mengatasnamakan Bank Neo Commerce.

 

9.    Video Mayat Korban Covid-19 Bergerak

Telah beredar unggahan video di media sosial Facebook yang memperlihatkan sebuah benda menyerupai tubuh manusia yang  terbalut kain putih dan diklaim sebagai mayat korban Covid-19 yang bergerak. Unggahan tersebut disertai narasi yang bertuliskan "WASPADA TERHADAP SERANGAN AKTING PLANDEMI - part 5. Mayat korban kopit nya kok bisa gerak gerak ?"..

Faktanya, klaim yang mengatakan bahwa video tersebut merupakan kejadian mayat korban Covid-19 bergerak adalah tidak benar. Video itu merupakan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa Ikhwanul Muslimin di Universitas Al-Azhar pada tahun 2013 lalu. Para mahasiswa memprotes militer di depan gedung administrasi perguruan tinggi di Kairo, Mesir.

 

10. Nama dan Kontak PMI Jika Membutuhkan Plasma Konvalesen

Beredar sebuah informasi pada sosial media Facebook mengenai nama dan nomor-nomor yang bisa dihubungi apabila membutuhkan donor plasma konvalesen. Postingan tersebut menyertakan sejumlah nomor narahubung PMI yang bisa dihubungi di sejumlah daerah.

Dikutip dari kompas.com, Ketua Bidang Pengembangan UDD PMI Linda Lukitari Waseso menjelaskan, nama-nama dan nomor narahubung yang beredar tersebut bukan nomor bagi mereka yang sedang membutuhkan donor plasma konvalesen. Akan tetapi, nomor tersebut adalah nomor yang bisa dihubungi apabila seseorang ingin mendonorkan plasmanya. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak menyebarkan informasi dan rumor yang tidak benar agar pelayanan UDD PMI bisa maksimal.

 

11. Dokumen Rahasia Bocor Sebut Moderna Sudah Kembangkan Vaksin Covid-19 sebelum Pandemi

Telah beredar informasi di media sosial terkait bocornya dokumen rahasia yang menyebutkan perusahaan farmasi Moderna telah mengembangkan vaksin untuk virus Corona baru (Covid-19) sebelum pandemi.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, klaim bahwa Moderna sudah mengembangkan vaksin sebelum pandemi Covid-19 adalah salah. Faktanya, bukan vaksin SARS-CoV-2 atau Covid-19, melainkan kandidat vaksin MERS-CoV yang dikirim ke Universitas Carolina Utara. MERS-CoV adalah virus Corona sindrom pernapasan Timur Tengah yang terdeteksi di Arab Saudi pada tahun 2012.

 

12. Membuat Oksigen dengan Aerator Akuarium

Beredar unggahan video di media sosial Facebook yang memperlihatkan cara membuat oksigen bagi pasien Covid-19 dengan menggunakan aerator, alat untuk membantu melarutkan oksigen dari udara ke dalam air kolam atau akuarium. 

Berdasarkan hasil penelusuran, video yang disertai klaim bahwa aerator atau pompa udara bisa membuat oksigen yang dapat digunakan untuk pasien Covid-19 yang sedang sesak napas adalah menyesatkan. Faktanya, Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi di LIPI, Anto Tri Sugiarto menegaskan, alat tersebut tidak akan dapat menambah jumlah oksigen yang dihirup. Pompa aerator hanya membantu mengirim udara ke saluran pernapasan. Selain itu, Koordinator Kelompok Penelitian Otomasi Industri, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Hendri Maja Saputra mengatakan bahwa ia dan timnya sudah mencoba bereksperimen menggunakan alat seperti yang ditampilkan dalam video tersebut. Dari hasil pengukuran, udara yang dihasilkan alat tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan fraksi oksigen, yakni masih sekitar 21 persen. Sedangkan untuk oksigen murni, fraksi oksigennya seharusnya mencapai di atas 90 persen.

 

13. Masjid Jayakarta Dibakar saat Kosong

Beredar sebuah video pada pesan berantai Whatsapp. Video tersebut memperlihatkan Masjid Jayakarta yang terbakar dan diklaim ada orang yang membakarnya karena masjid kosong. Pada pesan berantai tersebut juga terdapat pesan dari MUI untuk tidak mengosongkan masjid. 

Setelah ditelusuri, klaim bahwa masjid tersebut sengaja dibakar saat kosong adalah salah. Dikutip dari kompas.com, Masjid Jayakarta terbakar karena korsleting listrik bukan sengaja dibakar saat masjid kosong.

 

14. Hadiah Dana Giro dari BRI Sebesar Rp 37 Juta

Beredar informasi melalui pesan singkat (SMS) terkait hadiah dana giro dari Bank BRI sebesar Rp 37 juta. Dalam pesan tersebut juga dicantumkan sebuah tautan yang nantinya akan meminta untuk memasukkan nomor undian yang telah dikirimkan melalui SMS. 

Dilansir dari turnbackhoax.id, hal tersebut tidak benar. Bank BRI mengimbau kepada masyarakat apabila menerima SMS, Whatsapp ataupun email yang mengatasnamakan Bank BRI untuk melaporkan kepada contact center BRI di nomor 14017/1500017, karena hal tersebut merupakan penipuan.

 

15. Surat Edaran Mengatasnamakan Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Telah beredar sebuah surat edaran yang mengatasnamakan Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Surat tersebut berisi perubahan kebijakan selama kuliah daring dalam rangka mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Setelah ditelusuri, surat yang beredar tersebut adalah tidak benar atau hoaks. Universitas Atma Jaya Yogyakarta melalui laman Twitter-nya @uajy mengklarifikasi bahwa surat edaran tersebut adalah surat palsu yang mengatasnamakan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap modus penipuan dalam bentuk surat palsu.