(0362) 92380
gerokgak@bulelengkab.go.id
Kecamatan Gerokgak

MENGHINDARI ZAT KIMIA

Admin gerokgak | 25 Juni 2014 | 13771 kali

Zat -zat kimia pasti mengelilingi kehiduan Mulai dari pestisida dalam makanan yang diasup gadget, furnitur hingga produk kosmetik Semua mengandung zat-zat yang bisa bersifat toksin pada tubuh. Beberapa zat kimia seperti bisphenol A (BSPA) formaldehyd, phtalates dan lain sebagainya sangat mudah diserap tubuh dan diduga kuat memicu berbagai gangguan medis seperti obesitas, asma kanker atau kemandulan. Zat kimia beracun terutama lebih berbahaya pada anak-anak karena tubuh mereka masih berkembang. Memang tak mudah menghindari zat-zat kimia tetapi ada yang bisa dilakukan untuk mengurangi kadar toksisitasnya dalam tubuh .

1.       Makan makanan yang organik. Cara baik untuk menghindari paparan pestisida pada makanan adalah dengan memilih produk organik. Selain buah dan sayuran, saat ini juga tersedia produk daging dan susu organik.

2.       Baca label. Salah satu sumber terbesar zat kimia adalah pada produk perawatan tubuh dan kosmetik. Zat-zat kimia tersebut didesain agar bisa menyerap dengan cepat dan mudah melalui kulit. Pilih produk yang bebas paraben dan phthalate.

3.       Olahraga. Zat kimia toksin biasanya disimpan dalam tubuh dan salah satu cara efektif untuk memecahknya sel lemak dan membuang zat kimia adalah lewat olahraga rutin.

4.       Lupakan detoks. Menurut Rick Smith, penulis buku Toxin Toxout: Getting Harmful Chemicals out of Our Bodiesand Our World, detoksifikasi adalah sebenarnya tak teralu efektif membuang racun. Menurutnya keringat lebih efektif membuang racun. Menurut nya berkeringat lebih efektif untuk mengeluarkan zat kimia BPA ketimbang melalui urine.

5.       Kurangi lemak jenuh. Banyaknya zat kimia toksik yang terikat ke lemak, “ kata Smith seperti dilansir foxnews adalah mengurangi asupan lemak jenuh seperti gorengan.

6.       Memelih produk pembersih. Saat ini kita mungkin menggunakan lebih dari 10 produk pembersih di rumah. Padahal zat kimia itu bersifat toksik jika terhirup, terutama oleh anak-anak. Ganti beberapa pembersih dengan bahan yang lebih alami, misalnya baking soda dan cuka.

7.       Hindari plastik. Pilihlah produk berbahan beling ketimbang plastik. Selain itu hindari memasukan plastik ke dala microwave atau pemanas lain karena zat kimia BPA bisa terserap dalam makanan. Selain itu piranti masak berbahan stainlessteel lebih disarankan daripada bahan anti lengket.

8.       Cukup air. Air adalah cara terbaik untuk menyingkirkan toksin dari tubuh. Minumlah air mineral minimal 2 liter setiap hari.

Berikut beberapa zat kimia yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan yang perlu diwaspadai:

1.       Nitrat. Zat ini biasa digunakan untuk mempertahankan warna dan aroma pada daging, ikan serta produk olahannya. Penelitian Harvard pada tahun 2010membuktikan 1,8 ounce asupan daging olahan per hari dapat meningkatkan resiko serangan jantung hingga 42 persen dan penyakit diabetes tipe 2 hingga 19 persen. Pada riset ini menggunakan hewan peneliti membuktikan nitrat mengakibatkan pengerasan pembuluh darah dan menurunkan toleransi pada gula. Menurut America Cancer Soceity, nitrat juga diketahui sebagai penyebab kanker pada hewan. Meski begitu dampak buruk belum diketahui pasti apakah juga terjadi pada manusia. Untuk menurunkan resiko terkena penyakit tersebut sebaiknya hindari terlalu sering mengkomsumsi daging olahan seperti sosis, bacon burger dan sejenisnya. Peneliti Harvard menyarankan batasi mengkomsumsi daging olahan cukup sekali seminggu.

2.       Merkuri. Ketakutan pada merkuri menyebabkan banyak orang menolak konsumsi ikan laut. Padahal dengan kandungan asam lemak omega 3, hidangan ikan tidak layak dilewatkan.

3.       Bisphenol A (BPA) BPA ditemukan dalam makanan kaleng dan berwadah plastik. Biasanya orang terespos BPA melalui pola makan. BPA bercampur pada makanan dan minuman saat wadah dipanaskan.

4.       Arsenik. Di Amerika, arsenik ditemukan secara alami dalam air tanah Ketika arsenik anorganik dalam jumlah yang cukup besar masuk ke dalam atau tanah pertanian, maka air yang diminum dan tanaman yang dihasilkan berbahaya bila dikonsumsi.

5.       Pewarna buatan. Riset yang dipublikasikan The Lancet pada November 2007 menemukan “efek yang merugikan” pada anak usia 3, 8 dan 9 tahun dari minuman serta makanan yang menggunakan pewarna buatan. Riset yang dilakukan peneliti asal Southampton University ini menemukan kecanduan pewarna buatan meningkatkan hiperaktivitas anak.

Download disini